Urusan Pajak, dan Konsultan Akunting

Silahkan Kunjungi Situs Kami di www.bristoltaxservice.com

Selasa, 02 Agustus 2011

Hidup mencari uang, Uang Perpanjang Hidup


Di zaman sekarang, Selama lebih dari separuh hidupnya, manusia terus berusaha dan bekerja dengan giat mengumpulkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Secara tidak terasa waktu berjalan dengan cepat, beberapa orang berhasil mengumpulkan uang yang lebih dari cukup, tetapi sangat banyak orang yang hanya hidup berkecukupan saja. Dan ada pula yang kurang beruntung, sehingga hidupnya dicukup-cukupin sebisanya. Semua ini kembali kepada karma masing-setiap orang.
Waktu terus berjalan tanpa henti, tetapi tubuh kita semakin rapuh dan lemah bersamaan dengan usia yang semakin bertambah. Akhirnya, mulai timbul berbagai macam penyakit yang terus melemahkan tubuh ini. Walau tubuh akan semakin rapuh dan lemah, tetapi manusia harus dapat berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kesehatan tubuhnya agar lebih baik lagi.
Bagi mereka yang memiliki karma baik, sehingga berhasil memiliki uang yang lebih dari cukup. Akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk dapat menggunakan uang lebihnya dalam mempertahankan tubuhnya dari penyakit yang terus memperlemah tubuhnya. Dimana, mereka yang memiliki uang lebih, akan memiliki kesempatan lebih baik sehingga dapat memilih dokter dan rumah sakit yang terbaik, bahkan mereka dapat membeli fasilitas teknology dan ilmu kedokteran yang termodern sekalipun.
Dengan demikian, memiliki karma baik sehingga dapat lebih mudah dalam mendapatkan uang yang lebih adalah suatu berkah yang sangat luar biasa. Sehingga uangnya dapat digunakan untuk memperpanjang kehidupannya. Dengan memiliki kehidupan yang lebih baik dan panjang, maka sebenarnya mereka memiliki waktu yang lebih banyak dan panjang untuk membina diri. Dengan memiliki waktu yang lebih banyak dan panjang dalam membina diri, maka pembinaan spirtualnya akan lebih baik lagi.
 
Tidak banyak mahluk yang memiliki karma baik,
    untuk dapat dipermudah dalam mengumpulkan uang.
Tidak banyak mahluk yang memiliki karma baik,
    untuk dapat memiliki kehidupan yang panjang.
Dan sangat sedikit sekali mahluk yang memiliki karma baik,
    untuk dapat memiliki uang berlimpah dan kehidupan panjang.
Untuk itu, Bersyukurlah para mahluk yang memiliki karma baik,
     sehingga berhasil memiliki uang yang lebih,
     dan bermanfaat untuk memperpanjang kehidupannya.

Menjadi Pemarah

Pertama, menjadi seorang yang pemarah merupakan suatu hal yang sangat MUDAH dilakukan. Dimana sejak kecil manusia selalu terbiasa untuk memenuhi segala keinginan yang timbul dari pikirannya.

Semakin lama keterikatan akan keinginan ini semakin kuat menguasai dirinya. Keterikatan keinginan ini membangkitkan rasa ego didalam dirinya semakin kuat, sehingga rasa kepemilikan dan ke-aku-an menjadi semakin kuat dan besar tanpa disadarinya.

Adanya keterikatan akan rasa kepemilikan dan rasa ke-aku-an yang merasa superior dari mahluk lain, membangkitkan dorongan emosi yang semakin besar untuk selalu menjaganya. Emosi yang timbul semakin lama semakin membesar. Bilamana emosi ini tidak dapat terkendali lagi, akhirnya akan menjadi sumber pembangkit rasa marah yang tidak terkendali. Sehingga awal dan sumber kelahiran rasa marah yang muncul di dalam pikiran tidak dapat disadarinya, akhirnya dirinya merasakan bahwa rasa marah yang timbul sebagai jati diri yang sebenarnya.

Sejak kecil hingga sekarang manusia pada umumnya selalu berada pada jalur ini. Di jalur dimana mereka selalu berusaha memuaskan keinginan yang timbul dari pikiran, sehingga keterikatan yang selalu didapati pada akhirnya. Keterikatan yang timbul sebenarnya adalah sumber segala penderitaan. Semakin banyak keinginan yang timbul, maka semakin besar keterikatan yang terbentuk, dan akhirnya semakin besar pula penderitaan yang akan dirasakan.

Kedua, menjadi seorang yang dapat menahan rasa marah merupakan suatu perbuatan yang TIDAK MUDAH. Disini mereka dituntut untuk selalu dapat manahan emosinya. Rasa marah yang timbul harus dapat mereka kendalikan. Walaupun kadang kala pada awalnya rasa marah ini menguasai mereka, tetapi mereka harus berusaha untuk dapat menguasai kembali emosinya.

Banyak cara untuk menguasai emosi yang timbul seperti berusaha untuk membaca mantra, mengatur nafas, atau berusaha untuk memperlambat nafas, dan ada pula dengan cara mengalihkan konsentrasi dan emosi ke hal lainnya seperti berlatih meditasi. Bermacam-macam cara untuk menahan rasa marah memerlukan latihan yang tidak mudah.

Terakhir adalah menjadi seorang yang dapat memahami amarah yang timbul, merupakan suatu hal yang SANGAT TIDAK MUDAH. Mereka yang tidak lagi terpengaruh oleh timbulnya emosi rasa marah, adalah mereka yang dapat memahami awal timbul amarah yang bersumber dari pikirannya.

Mereka yang dapat memahami awal timbul amarahnya adalah mereka yang telah memiliki kesadaran sejati yang jernih dan terbebaskan dari gambaran pikiran.

Hanya dengan kesadaran sejati maka emosi yang timbul dari gelombang dan gambaran pikiran dapat dihilangkan. Dengan memahami kesadaran sejati, segala macam penjelmaan pikiran yang pada awalnya memang tidak ada akan kembali seperti pada awalnya dan hilang dengan sendirinya. Berhati-hatilah selalu dengan penjelmaan pikiran yang sifatnya selalu berusaha untuk memperdaya kesadaran sejati.

Kekuatan pikiran yang tidak terkontrol pada mereka yang tidak membina Kesadaran Sejati, akan sangat jelas terlihat pada saat mereka dikuasai oleh pikiran yang membangkitkan emosi marah. Rasa marah yang bangkit bagaikan gemuruh ombak yang menghantam segalanya, dimana tiada lagi dapat di bedakan antara angin dan lautan yang sesungguhnya.

Mereka yang terjebak dalam lingkaran emosi pada umumnya tidak lagi menyadari bahwa dirinya telah di kuasai oleh emosinya, sehingga emosi yang timbul akan lebih mudah meluap tanpa disadari. Emosi-emosi yang timbul ini akan menghabiskan energi chi didalam tubuh. Sehingga semakin sering timbulnya emosi yang meluap, akan berakibat semakin besar energi chi yang terbuang dengan percuma.

Bilamana energi chi semakin berkurang didalam tubuh akan mengganggu peredaran energi chi baik yang melalui jalur chakra maupun yang melalui jalur pembuluh darah dan syaraf. Akibat terganggunya energi chi di dalam tubuh maka kemungkinan timbulnya penyakit di dalam tubuh akan lebih besar.

Bagi pencari kebenaran Kesadaran Sejati sebaiknya selalu berhati-hati dalam memahami Kesadaran Sejati yang sesungguhnya. Walaupun telah lama dan banyak berlatih berbagai macam cara untuk menguasai pikiran yang timbul baik berupa emosi, keinginan, dan keterikatan. Ingatlah selalu bahwa jelmaan dari pikiran adalah tanpa batas.

KEBERHASILAN DALAM HIDUP

Dalam karya tulis kecil ini, keberhasilan pembentukan diri mendapat tekanan pada pentingnya relasi diri dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan sekitar dan terutama relasi dengan Allah. 



menuntut perbaikan terus menerus (continual improvement) yang dilandari dengan pandangan filosofis individu manusia dan landasan teologis relasi sendiri. Kemudian pembentukan diri itu melalui suatu proses belajar dengan bantuan metode Carkhuff.
Keberhasilan pembentukan diri oleh diri sendiri ditentukan oleh kemampuan mengenal diri, kemampuan berrelasi dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan Tuhan. Kemampuan ini mirip dengan kemampuan emosional (emotional quotient) ala Daniel Goleman. Indikasi kemampuan ini adalah adanya kemampuan memahami dan memotivasi potensi diri, memiliki rasa empati terhadap diri dan orang lain, perasaan senang (berpikir positif), asertif yaituterampil menyampaikan pikiran dan perasaan dengan baik, lugas dan jelas tanpa harus membuat orang lain tersinggung.
Orang-orang yang memiliki kecakapan emosional ini dalam sejarah Indonesia adalah mantan Presiden Soeharto dan Akbar Tanjung.
Para psikolog mengatakan bahwa keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup akan diraih  seseorang jika ia bisa menggabungkan tiga kecerdasan yaitu intelektual (intelligent quotient-IQ), emosional (emotional quotient-EQ), dan spiritual (spiritual quotient-SQ).Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan menghadapi persoalan teknikal dan intelektual. Kecerdasan emosional adalah keterampilan membangun relasi sosial dalam lingkungan keluarga, kantor, bisnis maupun sosial. Kecerdasan ini melahirkan iklim dialogis, demokratis, partisipatif dan dewasa. Yang terakhir, kemampuan spiritual adalah kemampuan membarikan makna, motivasi dan tujuan hidup yang di dalamnya ada kekuatan adikodrati (Allah).
Danah Zohar dan Ian Marshall, penulis buku Spiritual Quotient: The Ultimate Intelligent, seperti dikutip oleh Komaruddin Hidayat, mengatakan bahwa tanpa disertai kedalaman spiritual, kepandaian (IQ) dan popularitas (EQ) seseorang tidak akan memberikan keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup.
Model diri yang berhasil dalam hidup adalah mereka yang cerdas secara intelektual, emosional dan spiritual yaitu mereka yang kualitas intelektualnya baik, mampu berrelasi sosial secara simpatik, inspiring  dan motivating serta memiliki komitmen kuat terhadap nilai-nilai spiritual sebagai pandangan hidup.